Senin, 05 November 2018
Filosofi Nasi Tumpeng
Pecinta kuliner pasti tahu apa itu Nasi Tumpeng. Bagi masyarakat Jawa, Bali dan Madura, tumpeng sengaja dibuat untuk kenduri atau merayakan suatu peristiwa penting. Mulai dari perayaan kelahiran, ulang tahun dan beragam bentuk acara syukuran lainnya.
Di kalangan orang Jawa, kata Tumpeng merupakan singkatan ‘yen metu kudu mempeng’. Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, kalimat itu berarti ‘ketika keluar harus bersemangat’.
Tumpeng selalu disajikan dalam nampan besar, bulat yang terbuat dari anyaman bambu. Nasi dibentuk kerucut dengan aneka lauk pauk pelengkap. Nasi tumpeng di kalangan masyarakat Jawa dilengkapi pitu (7) macam lauk-pauk. Angka pitu diartikan sebagai pitulungan (pertolongan).
Nasi Tumpeng konon berasal dari tradisi masyarakat kita di masa lalu. Waktu itu, masyarakat memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para hyang, atau arwah leluhur (nenek moyang). Nasi tumpeng dicetak berbentuk kerucut untuk meniru wujud gunung suci Mahameru, yang konon merupakan tempat bersemayam dewa-dewi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dua menu ke 3 Lokasi, Jumat (11/10/2204)
Nasi Kuning dan Ayam Bakar Nasi Campur. Jumat (11/10/2024), kirim ke SDN Tawangsari, ke Perumahan Tawangsari Permai, dan Desa Jenek Kecamat...
-
1. Suwir Ayam, Sambel Goreng Kentang, Dadar (Rp. 10 rb) 2. Ayam Laos, Dadar, Daun Singkong, Sambel Ijo (Rp. 10 rb) 3.Lapis Daging, T...
-
Kiri ke kanan : Tampilan Menu Ayam Bakar Madu, dan Menu Nasi Campur + Ayam Bakar Madu Ayam Bakar Madu : Nasi Putih, Paha Ayam Bakar Madu...
-
Hari Senin (7/10/2024) hari ini, Naskot Ayam Bakar Nasi Campur. Kirim ke Desa Tanjungsari Kec Taman: Isi: - Nasi putih - Sambel goreng kenta...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar